Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta Departemen Keuangan Amerika Serikat dikabarkan menjatuhkan sanksi kepada delapan alamat dompet kripto yang terkait dengan bursa kripto asal Rusia, Garantex dan organisasi politik dan militer Yaman, Houthi.

Mengutip Cointelegraph, Jumat (4/4/2025) Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Amerika Serikat (OFAC) menjatuhkan sanksi kepada 8 alamat kripto yang datanya dari firma forensik blockchain Chainalysis dan TRM Labs telah dikaitkan dengan organisasi tersebut.

Dua alamat tersebut didapati menjadi penyimpanan di platform kripto utama, sementara enam lainnya dikendalikan secara pribadi.

Alamat yang dimaksud dilaporkan memindahkan dana senilai hampir USD 1 miliar yang terkait dengan entitas yang dikenai sanksi. Sebagian besar transaksi mendanai operasi Houthi di Yaman dan wilayah Laut Merah.

“Penyertaan dompet yang terkait dengan Houthi mencerminkan pengakuan yang lebih luas atas peran kripto dalam konflik geopolitik dan pendanaan terorisme,” ujar spesialis pencucian uang dan kripto di Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan, Slava Demchuk.

“Implikasinya sangat luas; kerangka kepatuhan harus beradaptasi dengan cepat, upaya atribusi akan meningkat, dan platform yang terdesentralisasi mungkin menghadapi pengawasan yang lebih ketat,” lanjutnya.

Demchuk menyoroti bahwa situasi tersebut membentuk kembali lanskap regulasi. Menurutnya, kripto sekarang benar-benar berada dalam lingkup keamanan internasional.

Sebelumnya, Garantex sempat dikenai sanksi dan ditutup pada awal Maret 2025 setelah didapati membantu upaya pencucian uang.

Saat itu, Tether membekukan dana senilai USD 27 juta dalam USDt di platform tersebut, yang memaksanya untuk menghentikan operasi.

Platform tersebut dilaporkan telah mengalihkan jutaan dolar karena berupaya untuk memulai kembali dengan merek barunya, yang kini dikenal sebagai Grinex.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


2 dari 3 halaman

Peretas Kembalikan Kripto yang Dicuri dari Dompet Pemerintah AS

Pada Oktober 2024, perusahaan analisis blockchain Arkham Intelligence telah mengonfirmasi seorang peretas diduga telah membobol dompet pemerintah AS.

Ia menguras hampir USD 20 juta atau setara Rp 313,9 miliar (asumsi kurs Rp 15.695 per dolar AS) dalam bentuk aset kripto dan telah mengembalikan sebagian besar dana yang dicuri.

Dilansir dari Coinmarketcap, uang yang dicuri, yang berasal dari peretasan Bitfinex 2016, dilaporkan telah diambil kembali dalam waktu satu hari setelah serangan.

Menurut Arkham Intelligence, sekitar USD 19,3 juta atau 88 persen dari dana tersebut dikembalikan ke dompet asli yang dikendalikan pemerintah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran atas alasan tindakan yang cepat tersebut.

Pada 24 Oktober, Arkham Intelligence mencatat aktivitas dompet kripto yang terhubung dengan pemerintah Amerika Serikat. Mereka mengungkapkan transfer USD 20 juta ke alamat layanan mixer.

Alamat ini berisi dana yang diperoleh dari penjahat dunia maya termasuk Ilya Lichtenstein dan Heather Morgan dalam peretasan Bitfinex. Berdasarkan data on-chain, peretas tersebut awalnya memindahkan sejumlah besar ETH, USDC, dan USDC dari dompet pemerintah.

Namun, Arkham telah menetapkan peretas tersebut mengirim sebagian besar dana kembali ke dompet pemerintah AS dengan alamat yang dimulai dari “0xc9E” pada 25 Oktober.

Pelanggaran tersebut telah menimbulkan kekhawatiran mengenai protokol keamanan dompet yang dikelola oleh pemerintah AS. Pemerintah meski dengan cepat mendapatkan kembali sebagian besar dana yang dicuri, peretasan kripto tersebut membuat banyak analis on-chain mempertanyakan perlindungan yang ada untuk aset kripto.

3 dari 3 halaman

Jumlah Kripto Hilang Akibat Pencurian dan Peretasan Capai Rp 18,6 Triliun Sepanjang 2024

Sebelumnya, data terbaru dari Immunefi mengungkapkan aset kripto senilai USD 1,21 miliar atau setara Rp 18,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.419 per dolar AS) hilang akibat peretasan dan pencurian aset pada 2024 melalui 154 eksploitasi individu.

Ini merupakan peningkatan 15,5% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023, ketika kerugian berjumlah lebih dari USD 1 miliar. Perkembangan yang mengkhawatirkan ini berpotensi membuat peretas melampaui jumlah yang dicuri pada 2023,

Pendiri dan CEO Immunefi, Mitchell Amador mengatakan sulit untuk membuat prediksi, tetapi ekosistem selalu berisiko terhadap satu eksploitasi yang parah dan berhasil yang dapat meningkatkan angka-angka ini secara signifikan.

“Kita harus selalu waspada untuk mengurangi risiko tersebut,” kata Amador, dikutip dari Cointelegraph, Kamis (5/9/2024).

Meskipun peretas telah melampaui aktivitas tahun sebelumnya pada 2024 hingga saat ini, telah terjadi penurunan yang nyata dalam jumlah peretasan dari bulan ke bulan.

Peretas mencuri kripto senilai lebih dari USD 15 juta pada Agustus 2024, yang 94% lebih sedikit dari USD 274 juta yang dicuri pada Juli. Sebagian besar dari jumlah ini hilang dalam dua insiden besar, termasuk peretasan Ronin Network senilai USD 9,8 juta dan eksploitasi Nexera senilai USD 1,5 juta.`

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *