Binance

Liputan6.com, Jakarta Bursa kripto Binance mengumumkan bahwa lembaga filantropinya, Binance Charity, dan salah satu pendirinya Changpeng Zhao (CZ) akan menyalurkan bantuan pada korban yang terdampak bencana gempa Myanmar dan Thailand.

Mengutip News.bitcoin.com, Jumat (4/4/2025) Binance Charity berencana menyalurkan USD 1,5 juta atau Rp 248,4 miliar dalam bentuk voucher token BNB kepada pengguna Binance dan Binance TH, berdasarkan data identitas terverifikasi (KYC) atau bukti alamat (POA) yang diserahkan sebelum tanggal 31 Maret 2025. 

“Binance Charity, yang didukung oleh salah satu pendiri Binance CZ, akan mengirimkan hingga USD 1,5 juta dalam bentuk BNB kepada pengguna di Myanmar dan Thailand yang terkena dampak gempa bumi baru-baru ini, berdasarkan informasi KYC atau POA mereka,” terang lembaga tersebut.

Dana tersebut akan dapat diakses melalui akun Reward Hub pengguna paling lambat pada 14 April mendatang.

Pengguna di Myanmar akan menerima BNB senilai USD 5 atau USD 50, tergantung pada tingkat verifikasi mereka dan apakah mereka tinggal di zona yang paling terdampak gempa.

Selain itu, pengguna Gulf Binance di Thailand juga akan mendapatkan USD 5 atau USD 10 dalam BNB, tergantung lokasi dan verifikasi.

CZ menggarisbawahi kecepatan dan efisiensi yang dapat dihadirkan blockchain untuk kegiatan kemanusiaan.

“Di masa krisis, setiap detik sangat berarti,” kata Zhao.

Blockchain dan aset digital telah menyediakan cara yang efektif dan efisien untuk memberikan bantuan keuangan kepada korban bencana. Kami mendorong lebih banyak orang untuk bergabung dengan kami guna mengulurkan tangan membantu mereka yang membutuhkan dan yang kurang beruntung di saat kritis ini,” tuturnya.

Inisiatif ini mengikuti strategi Binance yang lebih luas dalam memanfaatkan perangkat digital untuk memungkinkan bantuan bencana yang cepat.

Kampanye Binance Charity sebelumnya mencakup penyaluran bantuan di negara-negara seperti Libya, Argentina, dan Vietnam. Kelompok ini terus mengadvokasi blockchain sebagai solusi yang transparan dan terukur untuk memberikan bantuan darurat, terutama di tempat-tempat yang infrastruktur tradisionalnya terbebani atau terganggu.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


2 dari 3 halaman

CZ Janji Donasi 500 BNB ke Myanmar dan Thailand Setelah Gempa

Diwartakan sebelumnya, Co-founder Binance, Changpeng Zhao (CZ) telah berjanji akan menyumbangkan masing-masing 500 BNB ke Myanmar dan Thailand setelah gempa dahsyat mengguncang kedua negara tersebut.

Menurut CZ, dana tersebut ditujukan sebagai bantuan untuk meringankan dampak gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang terjadi pada 28 Maret. Menurut laporan, gempa terjadi pada 28 Maret sekitar pukul 13:20 waktu setempat, dengan pusat gempa sekitar 16 km dari Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

Krisis kemanusiaan di negara tersebut semakin parah, dengan laporan yang menyebutkan jumlah korban tewas telah mencapai 144 orang, sekitar 700 orang terluka, dan banyak bangunan hancur. Besarnya kerusakan akibat gempa ini mendorong seruan untuk bantuan internasional.

Setelah gempa, pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, meminta bantuan dari berbagai negara untuk mendukung upaya penyelamatan dan bantuan kemanusiaan. Sementara tim penyelamat masih bekerja di lapangan, CZ menyampaikan belasungkawa dan niatnya untuk berdonasi melalui akun X (Twitter)-nya.

Dalam unggahannya, CZ mengumumkan akan menyumbangkan masing-masing 500 BNB untuk Myanmar dan Thailand. Ia juga meminta saran dari 10 juta pengikutnya mengenai cara terbaik untuk menyalurkan dana tersebut secara transparan.

“Saya akan menyumbangkan masing-masing 500 BNB untuk Myanmar dan Thailand. Apakah ada sistem donasi on-chain transparan dengan DID? Jika tidak, saya akan mengandalkan @Binance dan @Binance_TH_ untuk menyalurkan dana ini,” tulis CZ, dikutip dari Cryptopolitan.

Beberapa pengikutnya memberikan masukan tentang cara terbaik mengirimkan bantuan. Ada yang mendukung penggunaan sistem DID yang transparan untuk akuntabilitas, sementara yang lain menyarankan Binance sebagai penyalur dana karena sudah terpercaya.

Seorang pengguna menulis: “Ini sangat dermawan, hormat! Jika ada sistem berbasis DID yang transparan, itu akan sangat baik untuk akuntabilitas. Jika tidak, mempercayakan distribusi ke Binance juga ide yang bagus. Terima kasih telah mendukung rakyat Myanmar dan Thailand!”.

3 dari 3 halaman

Bukan Pertama Kali

Ini bukan pertama kalinya CZ memberikan donasi kepada korban bencana. Sebelumnya, ia pernah menyumbangkan USD 100 ribu, sekitar 150 BNB untuk korban penipuan proyek kripto Libra yang didukung oleh Presiden Argentina, Javier Milei. Situasi darurat seperti ini menyoroti manfaat aset digital dalam bantuan kemanusiaan.

Selain transaksi lintas batas yang cepat dan biaya rendah, penggunaan kripto memungkinkan bantuan dapat segera disalurkan tanpa hambatan birokrasi. Gempa yang melanda Turki dan Suriah pada Februari 2023 juga menunjukkan bagaimana kripto dapat digunakan untuk bantuan kemanusiaan.

Seorang filantropis, Haluk Levent, memimpin donasi kripto bagi para korban gempa di kedua negara tersebut. Organisasi seperti The Giving Block juga telah mengumpulkan dana untuk berbagai inisiatif bantuan bencana, termasuk lebih dari USD 1 juta bagi korban kebakaran hutan di Maui pada 2023 dan korban kebakaran di California sejak Januari 2023.

Saat keuangan global terus berkembang, integrasi aset digital ke dalam sistem keuangan tradisional bisa semakin membantu upaya kemanusiaan. Dengan kemitraan yang kredibel, sektor kripto dapat mempercepat penyaluran dana dan membantu korban bencana dengan lebih efektif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *